Perum griya SLG no 2B, Jl. Wijaya Kusuma, Kec. Ngasem, Kabupaten Kediri

Pola Makan Anak dan Pentingnya Konsumsi Daging Ayam

Pola makan pada anak usia dini sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan mereka. Salah satu yang perlu mendapat perhatian khusus adalah asupan protein, karena kuantitas maupun kualitas asupan protein—terutama dalam 2 tahun pertama kehidupan si kecil—mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan saraf, dan kesehatan jangka panjangnya.

Penelitian menunjukkan bahwa asupan protein yang lebih tinggi, utamanya protein hewani, membuat tinggi, berat, dan indeks masa tubuh (BMI) anak umur 1 sampai 9 tahun terpantau lebih tinggi. Selain telur, sumber protein hewani yang mudah ditemukan dan harganya relatif terjangkau adalah daging ayam.

Namun, ironisnya, rata-rata konsumsi ayam di Indonesia justru lebih rendah ketimbang negara Asia lain, seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Data dari OECD-FAO menunjukkan konsumsi daging unggas di Indonesia tahun 2018–2019 bahkan lebih rendah dari Thailand. Diproyeksikan, konsumsi daging unggas di Indonesia menyentuh 8,38 kg/kapita/tahun (tidak sampai 1 kg dalam sebulan) pada 2023.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya konsumsi daging ayam di Indonesia, antara lain:

  • Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya asupan protein, terutama protein hewani.
  • Mitos yang beredar di masyarakat, seperti ayam pedaging diberi hormon untuk mempercepat pertumbuhan, adanya rekayasa genetika untuk memperbesar ukuran ayam, ada residu antibiotik pada daging ayam broiler, serta ayam-ayam diternakkan di tempat tak layak dan sempit sehingga kesejahteraan maupun kebersihannya dipertanyakan.

Mitos-mitos tersebut telah dibantah oleh para ahli. Ayam pedaging tidak diberi hormon, melainkan dikembangkan untuk memproduksi daging secara cepat. Masa pertumbuhan ayam yang relatif singkat bukan karena suntikan hormon, melainkan dari proses seleksi yang sangat ketat sehingga didapatkan sifat genetik yang unggul dengan kondisi pemeliharaan yang terkontrol.

Daging ayam merupakan sumber protein yang baik untuk anak. Dalam 100 gram daging ayam terkandung sekira 28,04 gram protein. Selain itu, daging ayam juga mengandung lemak, kolesterol, vitamin B kompleks, mineral seperti zat besi dan selenium, serta kalsium dan fosfor.

Untuk memilih daging ayam yang baik, konsumen dapat memperhatikan ciri-ciri berikut:

  • Daging berwarna putih kemerahan dan cerah
  • Tidak berbau menyengat (amis ataupun asam)
  • Serabut daging relatif halus
  • Permukaan daging cenderung lembap

Hindari membeli daging ayam yang tidak higienis. Pastikan daging ayam yang Anda beli berasal dari tempat yang terpercaya dan memiliki izin edar yang jelas.

Kesimpulan:

Pola makan yang baik, termasuk asupan protein yang cukup, sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan anak. Daging ayam merupakan sumber protein yang baik dan terjangkau, sehingga sebaiknya dikonsumsi secara rutin oleh anak-anak.